Keutamaan Shalat malam 3

Chart XI

Padanya terdapat waktu mustajab untuk berdo’a

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ

إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ فِيهَا خَيْراً إِلاَّ آتَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ

(رواه مسلم و أحمد)

Dari Jabir rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda :

“Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu (saat) yang tidaklah seorang muslim meminta (kepada) Allah kebaikan dari perkara dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu tersebut, melainkan Allah SWT memberinya, dan yang demikian itu adalah setiap malam.”

(HR. Muslim dan Ahmad )

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ

قَالَ « يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ » (رواه البخاري)

Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah bersabda:

“Tuhan kita Yang Maha Memberkahi dan Maha Tinggi turun kelangit dunia di penghujung sepertiga malam terakhir, Dia berfirman: “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, siapa saja yang meminta kepada-Ku maka akan Aku beri, dan siapa saja yang memohon ampun kepada-Ku maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari)

Chart XII

Allah menyayangi suami istri yang rajin qiyamullail

bahkan mereka dicatat sebagai ahli dzikir

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : ” قَالَ رَسُولُ اللَّهِ :

“رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى ثُمَّ أَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَصَلَّتْ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ وَرَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ ثُمَّ أَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَصَلَّى فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ” (رواه أبوداود, أحمد والنسائي)

Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah bersabda,

“Allah swt merahmati seorang lelaki yang bangun malam kemudian shalat dan membangunkan istrinya. Jika (istrinya) enggan maka ia memercikan air di wajahnya. Dan Allah swt merahmati seorang wanita yang bangun malam kemudian shalat dan membangunkan suaminya. Jika (suaminya) enggan maka ia memercikkan air di wajahnya.”

(HR. Abu Dawud, Ahmad dan An-Nasaa’i ).

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ وَأَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالاَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ

« إِذَا أَيْقَظَ الرَّجُلُ أَهْلَهُ مِنَ اللَّيْلِ فَصَلَّيَا أَوْ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ جَمِيعًا كُتِبَا فِى الذَّاكِرِينَ وَالذَّاكِرَاتِ »

(رواه أبوداود والنسائي وابن ماجه وابن حبّان والحاكم)

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah rodhiyallhu ‘anhuma, keduanya berkata,

telah bersabda Rasulullah : “Apabila seorang lelaki membangunkan istrinya di malam hari kemudian keduanya shalat (atau ia shalat) dua rakaat berjama’ah, maka keduanya ditulis di kalangan orang-orang lelaki dan wanita yang berdzikir.”

(HR. Abu Dawud, An-Nasaa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim)

Chart XIII

Berusaha dan berdo’a sebelum tidur supaya bisa bangun tahajjud

عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ :

مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ وَهُوَ يَنْوِي أَنْ يَقُوْمَ فَيُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ فَغَلَبَتْهُ عَيْنَهُ حَتَّى يُصْبِحَ كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى ، وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةٌ عَلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ ( رواه النسائي وابن ماجه بسند صحيح )

Dari Abi Darda rodhiyallau ‘anhu, sesungguhnya Nabi bersabda :

“Siapa yang hendak beranjak ke tempat tidurnya lalu ia berniat untuk bangun dan shalat di malam hari namun kemudian ketiduran hingga subuh, maka ia akan dicatat sesuai niatnya, sedangkan tidurnya adalah sedekah dari Tuhannya.”

(HR. Nasa’i dan Ibnu Majah)

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا

: قَالَ ليِ رَسُوْلُ اللهِ :

يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ كَانَ يقُومُ اللَّيْلَ ، فَتَرَكَ قِيامَ اللَّيْلِ

(رواه البخاري)

Abdullah bin Amru bin ‘Aash rodhiyallahu ‘anhuma meriwayatkan,

Rasulullah bersabda kepadaku :

“Hai Abdullah…! jangan seperti si fulan ya, dia bangun malam tapi meninggalkan shalat malam.”

(HR. Bukhari)

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قاَلَ:” كَانَ الرَّجُلُ فيِ حَيَاةِ النَّبِيَِ إِذَا رَأَى رُؤْيَا قَصَّهَا عَلىَ النَّبِيِّ

وَكُنْتُ غُلاَمًا شَابًّا عَزْباً وَكُنْتُ اَنَامُ فيِ المَسْجِدِ عَلىَ عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ فَرَأَيْتُ فيِ النَّوْمِ كَأَنَّ مَلَكَيْنِ اَخَذَانيِ فَذَهَبَا بيِ اِلَى النَّارِ فَإِذَا هِيَ مَطَوِيَةٌ كَطَي البِئْرِ وَاِذَا لهَاَ قَرْنَانِ وَاِذَا فِيْهَا نَاسٌ قَدْ عَرَفْتُهُمْ فَجَعَلْتُ اَقُوْلُ :

” اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ النَّارِ”

قَالَ : وَلَقَيْنَا مَلَكٌ آخَرٌ فَقَالَ ليِ : لَمْ تُرَعْ !…

فَقَصَصْتُهَا عَلىَ حَفْصَةٍ فَقَصَتْهَا حَفْصَةٌ عَلىَ رَسُوْلِ اللهِ فَقَالَ :

( نِعْمَ الرَّجُلَ عَبْدُ اللهِ لَوْ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ )

فَكَانَ بَعْدُ لاَ يَنَامُ مِنَ اللَّيْلِ اِلَّا قَلِيْلًا (رواه البخاري)

Dari Abdullah Bin Umar rodhiyallahu ‘anhuma belia berkata:

“Pada masa Nabi , bila seseorang bermimpi, maka dia menceritakannya kepada beliau. Sayapun berharap bermimpi dan bisa menceritakannya kepada Rasulullah. Saat itu aku masih remaja dan sering tidur di dalam masjid. Suatu hari aku menyaksikan dalam mimpiku seolah-olah dua malaikat menjemput diriku, kemudian membawaku menuju neraka. Aku mendapati neraka itu berlipat (bertingkat) seperti tingkatan-tingkatan sumur dan memiliki dua tanduk. Di dalam banyak sekali manusia-manusia yang saya kenali.

(Saat itu) aku berkata “Aku berlindung kepada Allah dari siksa neraka.”

Kami bertemu malaikat lain, seraya berkata kepadaku , “Engkau belum terpelihara darinya.” Kemudian Aku menceritakan mimpi tersebut kepada Hafshah rodhiyallahu ‘anha, lalu Hafshah menyampaikannya kepada Rasulullah . Maka beliau bersabda :

“Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah, jika ia bangun pada sebagian malam untuk shalat.”

Maka setelah kejadian ini Abdullah tidak pernah tidur malam kecuali hanya sedikit saja.

(HR. Bukhari).

0 Response to "Keutamaan Shalat malam 3"

Posting Komentar