Keutamaan Shalat malam 2

Chart VI

Tradisi turun-temurunnya orang-orang shaleh, sarana berdekatan dengan Sang Maha Penghapus kesalahan, Proteksi dari dosa dan penyakit.

عَنْ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ

{ عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ ، وَمَقْرَبَةٌ لَكُمْ إلَى رَبِّكُمْ ، وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الْإِثْمِ ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنْ الْجَسَدِ }

(رَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ فِي الْكَبِيرِ ، وَالتِّرْمِذِيُّ فِي الدَّعَوَاتِ مِنْ جَامِعِهِ)

Panglima Salman Al Faarisi rodhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah bersabda:

“Hendaklah kamu bangun malam, karena sesungguhnya (bangun malam itu) adalah tradisi orang-orang shaleh sebelum kamu, sarana untuk mendekatkan dirimu kepada Tuhanmu, penghapus dosa-dosa, pencegah dari berbuat dosa dan pengusir penyakit dari tubuh.”

(HR. Thabrani & Tirmidzi)

Chart VII

Menambah spirit;

Hidup jadi semangat, jiwa menjadi tenang dan terhindar dari kemalasan menjalani hidup

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ قَالَ

« يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ ، وَإِلاَّ أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَنَ »

(رواه المالك و البخارى و ابو داود وابن حبّان)

Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah bersabda :

“Syetan mengikat 3 buhul di bagian belakang kepala salah seorang di antara kalian (apabila ia tidur), seraya memukul pada tiap buhul; “malam panjang bagimu, tidurlah”.

Jika ia bangun kemudian berdzikir kepada Allah swt maka lepaslah satu buhul. Jika ia berwudhu maka lepaslah satu buhul lagi. Dan jika ia shalat maka lepaslah semua buhulnya sehingga pada pagi harinya menjadi semangat dan baik jiwanya. Dan jika tidak (melaksanakan hal tersebut) maka pada pagi harinya ia menjadi buruk jiwanya dan malas

(HR. Malik, Bukhari, Abu dawud, dan Ibnu Hibban)

Chart VIII

Nilai dua raka’atnya lebih besar dari pada dunia dan semua isinya

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ

: رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا الْعَبْدُ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ خَيْرٌ لَهُ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا

وَلَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتىِ لَفَرَضْتُهَا عَلَيْهِمْ (رواه السيوطى فى الجامع الصغير)

Rasulullah bersabda:

Dua raka’at shalat malam yang dilakukan seorang hamba di tengah malam,

lebih baik baginya dari pada dunia beserta isinya,

kalau saja tidak memberatkan ummatku maka akan kuwajibkan mereka melakukannya.

(HR. As-Suyuthi)

Chart IX

Diumpamakan seperti sedekah yang dilakukan secara rahasia

قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ :

فَضْلُ صَلَاةِ اللَّيْلِ عَلَى صَلَاةِ النَّهَارِ كَفَضْلِ صَدَقَةِ السِّرِّ عَلَى صَدَقَةِ الْعَلَانِيَةِ .

(رَوَاهُ ابن المبارك ، والطبرانى ، والبيهقى)

Ibnu Mas’ud rodhiyallahu ‘anhu berkata :

“Keutamaan shalat malam atas shalat siang

seperti keutamaan shadaqah secara rahasia atas shadaqah secara terang-terangan

(HR. Ibnu Mubaarok, Ath Thabrani dan Al-Bayhaqi)

Chart X

Kemuliaan seorang mu’min terletak pada tahajjudnya

إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (15) تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (16)

“Sesungguhnya orang yang beriman kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan.”

(QS. As- Sajdah : 15-16)

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا (63) وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا (64)

“Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang itu (ialah)

orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka.”

(QS. Al-Furqan : 63-64)

عَنْ سَهْل بِنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : جَاءَ جِبْرِيْلٌ إِلىَ النَّبِيِّ فَقَالَ :

يَا مُحَمَّد عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ ، وَاعْمَلْ مَا شِئّتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ ، وَأَحْبِبِ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ ، وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ وَعِزُّهُ اِسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

(رواه الطبراني)

Dari Sahal bin Sa’ad rodhiyallahu ‘anhu : Jibril datang kepada Nabi seraya berkata :

“Hai Muhammad, hiduplah sekehendakmu, karena sesungguhnya engkau pasti akan mati, berbuatlah sekehendakmu karena engkau akan mendapat ganjarannya, cintailah siapa saja yang engkau sukai karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya, ketahuilah seseungguhnya kemuliaan seorang mu’min adalah bangun malam dan kebanggaannya adalah ketidaktergantungannya kepada manusia.”

(HR. Thabrani)

0 Response to "Keutamaan Shalat malam 2"

Posting Komentar