SEBUAH RENUNGAN

Hari berganti hari, tahun berganti tahun, tiada terasa begitu banyak hal-hal yang telah kita perbuat, sedangkan usia semakin menggiring kepada kematian, tapi tidak seorang pun dari kita yang mengetahui apakah amalannya diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala atau justru ia tertolak sehingga menjadi orang yang merugi.
Pergantian tahun merupakan momen penting bagi kita untuk introspeksi (muhasabah), melihat kembali apa yang telah kita kerjakan pada masa yang lalu untuk berbuat lebih baik di sisa waktu. Semoga tulisan kali ini dapat memberi sedikit pencerahan kepada kita dalam meningkatkan kualitas iman dan ketakwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, amiin.

19 Keistimewaan Wanita Menurut Hadist

01. Doa wanita itu lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada ayah dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."

02. Wanita yang solehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang soleh.

03. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, drajatnya seumpama orang yang sentiasa menangis kerana takutkan Allah .Dan orang yang takutkan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

TAHUKAH ANDA BIDADARI SURGA ???

Salah satu hal ghaib yang harus diimani oleh setiap muslim adalah Syurga. Keyakinan terhadapnya menjadikan kita termotivasi untuk meraihnya dengan melakukan amal kebaikan. Jika tidak yakin atau ragu-ragu terhadap keberadaan Syurga, dapat dipastikan seorang muslim akan mengikuti hawa nafsunya dan lebih dekat kepada keburukan.
Salah satu janji Allah kepada hambanya yang saleh berupa kenikmatan Syurga adalah Bidadari sebagai istri-istri mereka yang disucikan. Dalam Al Qur’an Bidadari digambarkan sebagai gadis yang selalu perawan dengan tubuh indah memikat disertai harum semerbak, tutur kata yang lembut, sopan, teduh pandangannya, manja, tidak kotor, dan keindahan-keindahan lainnya yang tidak dimiliki oleh wanita dunia. Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali Imran, 3:15)

Akhlak Dalam Islam

Sabda Rasulullah saw: ”Sesungguhnya orang yang sangat saya kasihi dan terdekat denganku pada hari kiamat adalah orang yang terbaik akhlaknya. Dan orang yang sangat aku benci dan terjauh dariku pada hari kiamat adalah yang banyak bicara, sombong dalam pembicaraannya dan berlagak menunjukkan kepandaiannya” (HR At-Tirmidzi).

Akhlak seseorang memang sangat penting. Segala sesuatu yang diperbuat oleh seseorang tentu saja akan dipertanggungjawabkan di hari akhir nanti. Dan akhlak yang baik tentu saja akan dapat menolong saat kiamat nanti.

Bagaimana Mengatasi Kedengkian Dan Bagaimana Berlindung Darinya Secara Syar'i

BAGAIMANA MENGATASI KEDENGKIAN DAN BAGAIMANA BERLINDUNG DARINYA SECARA SYAR’I


Oleh
Syaikh Dr Shalih bin Fauzan Al-Fauzan




Pertanyaan
Syaikh Dr Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya : Bagaimana mengatasi kedengkian dan bagaimana cara berlindung darinya secara syar’i?

Si Tukang Kayu

Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan bangunan, konstruksi perumahan. Ia menyampaikan keinginan itu pada pemilik perusahaan. Tentu saja, ia akan kehilangan penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah, ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian bersama istri dan keluarganya. Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Ia lalu meminta permintaan terakhir pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah untuk dirinya. Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta. Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan. Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. "Ini adalah rumahmu, " katanya, "hadiah dari kami."
Betapa terkejutnya si tukang kayu itu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya saja ia mengetahui bahwa rumah yang dikerjakannya adalah rumah untuk dirinya sendiri, tentu ia akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali. Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya sendiri. Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri. Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini dengan cara yang jauh berbeda.
Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu, dan rumah yang sedang dibangun adalah kediaman akhir kita. Setiap hari kita memotong, memasang papan, memaku, mendirikan dinding serta membuat atap adalah ibadah dan amalan kita. Jika kita membangun dan melakukan dengan keterpaksaan karena wajib kita kerjakan atau karena tidak enak dengan lingkungan kita, maka hal itu akan membuat kita lelah menjalankannya.
Ada diantara kita yang karena tahu akan menghakhiri purna tugasnya, justru melakukan pekerjaan ala kadarnya dan tidak sepenuh hati. Ironisnya, sebagian malah baru mau beribadah untuk mengingat Allah bila telah memasuki usia senja, itu masih lumayang. Lebih celaka jika usia telah matang dan modal materi sangat cukup malah sedang getol-getolnya maksiat. Pesan yang dapat diambil adalah mari kita selesaikan rumah yang kita bangun dengan sebaik-baiknya seolah-olah hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya memiliki waktu singkat, maka dalam kesingkatan itu kita pantas untuk hidup dengan prestasi duniawi dan ukhrowi. Hidup kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini.
Firman Allah dalam Surat Al Baqarah (QS. 2:100), “....Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah....”. Dalam ayat lain “...... Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.
(QS.2: 158). Selanjutnya “.....Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah;...”. (QS. Al Muzzammil, 73: 20). Hari perhitungan adalah kepunyaan Allah, bukan milik kita, karenanya pastikan kitapun akan masuk dalam barisan kemenangan. Allaaha ma’al-ladziinattaqaw wal-ladzina hum muhsinuun. Amin.

Penjual Kue dan Pembeli

Seorang pemuda yang sangat lapar pergi menuju warung makan jalanan, dan memesan makanan, kemudian iapun dengan lahap menyantap hidangan yang telah dipesannya. Saat pemuda itu makan datanglah seorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, "Pak mau beli kue, Pak ?". Dengan ramah pemuda yang sedang makan itu menjawab "Tidak dik..., saya sedang makan". Anak kecil tersebut tidak putus asa dengan tawaran pertama. Lalu ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab "tidak dik saya sudah kenyang".
Setelah pemuda itu membayar makanannya dan beranjak pergi meninggalkan warung itu, anak kecil penjaja kue tadi tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan ibunya. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya akan coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang dirumahnya". Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunya untuk menyambung kehidupan keluarganya yang pas-pasan. Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaja kue tadi lantas menawarkan kue dagangannya untuk yang ketiga kalinya.
"Pak mau beli kue saya?", ujar si penjaja tersebut, pemuda yang ditawarkan menjadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp2.000,- dari dompet dan ia berikan sebagai sedekah saja. "Dik ini uang saya kasih, tapi kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekah dari saya buat adik", ujarnya. Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasih kepada orang lain,
dan berkata ; "Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?". Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab; "Saya sudah berjanji sama ibu dirumah ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang kerumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis".
Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak yang sudah punya etos kerja bahwa "kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja dihadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang, dan suatu pantangan bagi ibunya, anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang kerumah ibu bisa tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bundanya yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang. Setelah merenung sejenak, kemudian pemuda tadi lantas memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil itu, bukan karena ia kasihan, tetapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu "kerja adalah sebuah kehormatan" ia akan mendapatkan uang kalau ia sudah bekerja dengan baik.
Islam mengajarkan bahwa kita hidup harus bekerja dalam mengisi hidup ini, bekerja adalah untuk hidup, sebagaimana firmanNya dalam Surat Az Zummar (QS. 39: 39), “..Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu,..”. Kemudian dalam ayat lainnya “....sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,” (QS. Al Anfaal, 8:53).
Semoga kisah di atas bisa menyadarkan kita tentang arti pentingnya kerja. Bukan sekadar untuk uang semata. Jangan sampai mata kita menjadi "hijau" karena uang yang akhirnya melupakan arti pentingnya kebanggaan profesi yg kita miliki. Sekecil apapun profesi itu, kalau kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, pastilah akan sangat berarti. Semoga kita termasuk orang-orang yang mau bekerja dan mencari keridhoanNya, bukan orang-orang yang hanya mengharap uang semata dengan mengorbankan kehormatan. Amin

Kasih Sayang

Salah satu peran manusia di dunia adalah sebagai utusan Allah (QS. 22:75) untuk menyampaikan pesan dengan menganjurkan kebaikan dan mencegah keburukan (Amar ma'ruf dan nahi munkar). Namun pesan yang disampaikan sangat dianjurkan agar dilakukan dengan cara yang baik yang bisa diterima logika dan menimbulkan efek sadar tanpa paksaan, dan tidak membuat mereka merasa rendah diri dengan kekurangan mereka. Tugas manusia hanya menyampaikan tidak berhak menentukan, setiap amalan saleh maupun buruk/jahat semuanya akan kembali ditimpakan kepada dirinya, sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam Surat An Nahl, (QS.16:125), “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Seperti halnya ketika Nabi Musa dan Nabi Harun menyeru kepada Fir’aun yang congkak, sombong, kasar, keras dan kafir saja, tetap diajak ke jalan Allah dengan kasih sayang dan perkataan yang lembut, sebagimana QS. Thaha, 20:44: ”maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". Apalagi terhadap kaum muslim dan masyarakat awam yang tidak menunjukkan permusuhan terhadap Islam. Apakah mesti berlaku keras dan kasar ?. Seorang dokter misalnya, Ia harus memperlakukan pasiennya dengan kasih sayang, kesabaran, dan kelembutan, karena para pasien membutuhkan dokter pintar dan bijak yang mampu mengobati sakitnya, demikian halnya, sebagai utusan, manusia dituntut mampu menyampaikan pesan dan memberi solusipengobatan bagi lingkungannya.
Riwayat lain tentang keutamaan kasih sayang adalah ketika para sahabat hendak menghukum seseorang yang kencing di area masjid. Rasulullah mencegah dan menyuruhnya untuk menyiramkan satu ember air di tempat kecing orang itu. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya kalian diutus untuk mempermudah dan bukannya mempersulit”. Semoga kita termasuk orang-orang yang dilimpahkan kekayaan kasih sayang, kesabaran, dan kelembutan. Amin....Ya, Rabbal Alamin.

Bidadari surga

Salah satu hal ghaib yang harus diimani oleh setiap muslim adalah Syurga. Keyakinan terhadapnya menjadikan kita termotivasi untuk meraihnya dengan melakukan amal kebaikan. Jika tidak yakin atau ragu-ragu terhadap keberadaan Syurga, dapat dipastikan seorang muslim akan mengikuti hawa nafsunya dan lebih dekat kepada keburukan.
Salah satu janji Allah kepada hambanya yang saleh berupa kenikmatan Syurga adalah Bidadari sebagai istri-istri mereka yang disucikan. Dalam Al Qur’an Bidadari digambarkan sebagai gadis yang selalu perawan dengan tubuh indah memikat disertai harum semerbak, tutur kata yang lembut, sopan, teduh pandangannya, manja, tidak kotor, dan keindahan-keindahan lainnya yang tidak dimiliki oleh wanita dunia. Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali Imran, 3:15)
Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. (QS. 55:70), mereka adalah gadis-gadis remaja, (QS. 78:33), bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. (QS.56:22-23), jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. (QS. 55:72), seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan. (QS. 55:58), Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya, (56:35-37), yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. (QS. 55:56).
Bagaimana dengan wanita yang masuk Syurga, sama dengan pria - juga dikelilingi oleh berbagai kesenangan dan kenikmatan, disertai bidadari sebagai dayang-dayang mereka. “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. An Nahl, 16:97).
Ibnu Abi Hatim juga meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwasannya Rasul pernah menceraikan Hafshah binti Umar Al Faruq. Lalu datang Jibril memberitahukan, “Kembalilah kepadanya karena dia wanita yang taat dan tekun beribadah serta banyak puasa. Dan dia adalah istri Anda di Syurga. Sungguh bahagia wanita dunia yang masuk Syurga, ia akan menjadi Ratu di Syurga. Allah akan mengumpulkan mereka di Syurga dan menjadikan mereka permaisuri-permaisuri yang mempesona. Tak pelak lagi bahwa istri yang masuk Syurga akan menjadi pemimpin bidadari.
Dalam pandangan umum Catherine Zeta Jones, atau Tamara Blezynski adalah sosok wanita yang sempurna, barangkali dalam hati kecil kita terbesit ingin merasakannya. Ada pepatah yang mengatakan, "setiap yang terlarang lebih nikmat". Namun itu bersifat semu. Antitesis tersebut mengantarkan kita pada "Falsafah Syurga", yaitu kelezatan dan kesenangan abadi, serta kemesraan yang tidak menjenuhkan dan menjemukan. Bagi pengejar/pencari syahwat dan hawa nafsu, pemburu kesenangan dunia. Kumpulkan kesenangan dunia, lalu Pesan Hari Ini 96
bandingkan dengan dengan akibatnya. Adakah tersisa kenikmatan itu?. Selamat bagi kaum beriman, nikmatilah "hidangan" yang disediakan oleh Pemilik Surga Pencipta Bidadari, Penguasa Alam Semesta. Mau pilih yang mana ? Silahkan......, semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung. Amin.

Jangan Rendahkan Orang

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang dijumpai kisah unik yang secara nalar tidak mungkin terjadi, namun bila Sang Pencipta berkehendak segala yang tidak mungkin akan menjadi sangat mungkin. Seperti kisah berikut ini. Pada suatu hari sepasang suami istri tengah asyik membaca koran di ruang tamu rumahnya, tidak beberapa lama saat mereka hendak meminum tehnya, tiba-tiba terdengar Assalamu’alikum.. di depan pintu rumah, setelah dibukakan pintu ternyata seorang pengemis. Melihat keadaan pengemis itu, si istri merasa terharu dan bermaksud hendak memberikan sedekah kepada pengemis tersebut, seraya meminta izin kepada suami terlebih dahulu, namun suami malah berkata lantang ; “Tidak usah ! Usir saja dia nanti kebiasaan..”. Maka si istripun mengurungkan niatnya, dan pergilah si pengemis tersebut dari rumah tersebut.
Pada suatu ketika ternyata bisnis sang suami itu jatuh bangun dan akhirnya bangkrut, seluruh kekayaannya habis ludes untuk menutup kewajiban hutangnya, termasuk rumahpun disita oleh pihak bank. Selain itu, hubungan keduanya retak, karena sudah lama tidak ada kecocokan akibat perangai sang suami, akhirnya rumah tangga merekapun berakhir dengan perceraian. Sang istri masih bisa hidup lumayan, karena orang tuanya masih sanggup menanggung kesulitan anak perempuannya, namun sebaliknya mantan suami tak jelas rimbanya. Beberapa tahun kemudian sang istri ternyata telah menikah kembali dengan seorang pedagang di kota lain dimana suami barunya melakukan usaha, mereka cukup bahagia karena akhlak sang istri yang baik ditunjang dengan penampilannya yang lebih menutupi auratnya sehingga membuat orang lain jika melihatnya akan “pangling” dan lebih menyejukkan, diimbangi dengan kerendahan hati dan sikap santun sang suami.
Pada suatu hari saat mereka sedang makan siang, tiba-tiba terdengar suara pintu rumahnya diketuk seseorang. Setelah pintunya dibuka ternyata seorang pengemis yang sangat mengharukan si istri. Maka wanita itu berkata kepada suaminya “Wahai suamiku, bolehkan aku memberikan sesuatu kepada pengemis ini...?. Suaminya menjawab, “Berikanlah ia makanan yang baik”.
Setelah memberikan makan siang kepada pengemis itu, dan pengemispun telah pergi, istrinya masuk ke dalam kamar sambil menangis. Lantas sang suami pun menyusulnya ke kamar dan menanyakan penyebab ia menangis, dengan perasaan heran si suami bertanya “Mengapa kamu menangis, sayang...? apakah engkau menangis karena ada ucapanku yang menyinggungmu ?. Si istri menggeleng halus, lalu iapun berkata lirih ditengah derai airmatanya, “Wahai suamiku yang baik, aku sedih dengan perjalanan takdir yang menakjubkan hatiku. Tahukan engkau, siapa pengemis itu tadi...?, dia adalah mantan suamiku yang pertama dulu...”. Mendengar ungkapan hati istrinya, sang suami cukup terkejut, tetapi ia segera balik bertanya kepada sang istri, “Dan engkau, tahukah kamu siapa aku yang menjadi suamimu kini...”. Tanpa menunggu jawaban sang istri, sang suamipun berkata lirih ; “Aku adalah pengemis yang dulu diusir oleh mantan suamimu”.
Itulah kehidupan dunia, mungin kita tidak tahu saat ini apakah sedang menaiki anak tangga pertama, pertengahan atau di puncak tangga karir kehidupan, segala sesuatunya sangat mungkin terjadi seperti halnya kisah di atas seiring dengan berputarnya bumi pada garis edarnya dan bergantinya siang dengan malam. Takdir, itulah kata kuncinya, Dialah yang Maha Mengetahui segala sesuatu sebagaimana firmanNya ; “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus, 10: 107).
Hal yang dapat kita lakukan adalah meluruskan niat atas segala pekerjaan karenaNya, meningkatkan ikhtiar untuk mencari ridhoNya, dan menyerahkan segala urusan kepadaNya. Semoga kita menjadi orang-orang yang tawakal dalam menghadapi segala peristiwa yang terjadi seraya merendahkan jiwa dan raga kita kepada Sang Ilahi bahwa kita adalah hambaNya yang tiada berdaya atas iradahNya. Inna robbakka fa’aalul limaa yuriid. Amin.

Lakukanlah Hal-hal yang Bermanfaat

Abu ‘Ubaidah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu bahwasanya beliau berkata:
“Termasuk tanda-tanda berpalingnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dari seorang hamba adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kesibukannya dalam perkara-perkara yang tidak berguna bagi dirinya.”

‘Umar bin Abdul ‘Aziz rahimahullahu berkata:
“Barangsiapa beranggapan perkataannya merupakan bagian dari perbuatannya (niscaya) menjadi sedikit perkataannya, kecuali dalam perkara yang bermanfaat baginya.”

‘Umar bin Qais Al-Mula’i rahimahullahu berkata:
Seseorang melewati Luqman (Al-Hakim) di saat manusia berkerumun di sisinya. Orang tersebut berkata kepada Luqman: “Bukankah engkau dahulu budak bani Fulan?” Luqman menjawab: “Benar.”
Orang itu berkata lagi, “Engkau yang dulu menggembala (ternak) di sekitar gunung ini dan itu?” Luqman menjawab: “Benar.”
Orang itu bertanya lagi: “Lalu apa yang menyebabkanmu meraih kedudukan sebagaimana yang aku lihat ini?” Luqman menjawab: “Selalu jujur dalam berucap dan banyak berdiam dari perkara-perkara yang tiada berfaedah bagi diriku.”

Abu ‘Ubaidah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu bahwasanya beliau berkata:
“Termasuk tanda-tanda berpalingnya Allah Subhanahu wa Ta'ala dari seorang hamba adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kesibukannya dalam perkara-perkara yang tidak berguna bagi dirinya.”

Sahl At-Tustari rahimahullahu berkata:
“Barangsiapa (suka) berbicara mengenai permasalahan yang tidak ada manfaatnya niscaya diharamkan baginya kejujuran.”

Ma’ruf rahimahullahu berkata: “Pembicaraan seorang hamba tentang masalah-masalah yang tidak ada faedahnya merupakan kehinaan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala (untuknya).”

Di Balik Wudlu

ASSALAMU ‘ALA MAN ITTABA’A AL-HUDAA

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa berwudhu dengan membaguskan wudhu’nya, maka keluarlah dosa-dosanya dari kulitnya sampai dari kuku jari-jemarinya”. HR. Muslim.

Rasulullah bersabda, “Sungguh ummatku akan diseru pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya karena bekas wudhu’nya, (Abu Hurairah menambahkan) maka siapa yang mampu melebihkan panjang sinar pada tubuhnya, maka lakukanlah. (HR. Bukhari dan Muslim).

Ilmu kontemporer menetapkan -setelah melalui percobaan mikroskopi terhadap tumbuhnya mikroba pada orang yang berwudhu’ secara teratur dan juga kepada yang tidak teratur- bahwasannya orang yang selalu berwudhu maka mayoritas hidung mereka menjadi bersih, tidak terdapat berbagai mikroba. Oleh karena itu, adanya mikroba yang menempel pada mereka hilang sama sekali ketika mereka membersihkan hidung, dibandingkan dengan orang yang tidak berwudhu’ maka tumbuh pada hidung mereka berbagai mikroba dalam jumlah yang besar yang termasuk jenis mikroba berbentuk bulat dan berklaster yang sangat berbahaya … dan mikroba yang cepat menyebar dan berkembang-biak … dan mikroba lainnya yang menyebabkan banyak terjadinya berbagai penyakit. Dan sudah jelas bahwasannya proses keracunan itu terjadi adanya perkembangan berbagai mikroba yang berbahaya bagi rongga hidung, kemudian sampai ke tenggorokan untuk kemudian terjadi berbagai peradangan dan penyakit, apalagi jika sampai masuk ke peredaran darah!!

32 RAHASIA ISRAEL YANG HARUS DI KETAHUI

1. Tahukah anda bahwa selain ras yahudi, dilarang membeli atau menyewa tanahdi Israel?

2. Tahukah anda bahwa setiap ras yahudi yang ada di setiap Negara di
seluruh dunia menjadi warga Negara Israel secara otomatis? Sementara warga Palestina yang terlahir di tanah negerinya sendiri sejak puluhan abad yang lalu terus diusir ke luar Palestina?

3. Tahukah anda bahwa penduduk Palestina yang menetap di kawasan Israel harus menggunakan kendaraan dengan cat dan warna khusus untuk membedakan antara ras yahudi dan non yahudi?

4. Tahukah anda bahwa Yerusalem bagian timur, Tepi Barat, Gaza dan dataran tinggi Golan dianggap oleh masyarakat internasional khususnya barat dan Amerika sebagai kawasan yang dijajah Israel dan bukan merupakan bagian dari Israel?

Pohon Zaitun dan Perjuangan Rakyat Palestina

Kali ini berita tentang duka perjuangan pembelaan rakyat palestina kembali menyeruak. Hati kembali tergugah dan membuncah untuk semakin kuat membela rakyat pakestina yang semakin tertindas. Berbagai cara menolong rakyat Palestina menghadapi hambatan dan intimidasi dari penjajah Israel. Kini seluruh dunia mengutuk kebiadaban Israel yang membunuhi relawan kemanusiaan yang akan menghantar bantuan dari berbagai penjuru dunia. Hati terkoyak oleh perbuatan pengecut penjajah yang beruat teror pada pejuang kemanusian.

Berita Palestina tak habis-habisnya untuk disiarkan. Sebuah kisah panjang perjalanan memperjuangkan kemerdekaan yang mengharukan. Kisah tentang kepahlawanan di antara tekanan luar biasa dari agresor. Kisah bagaimana kehidupan para wanita yang melahirkan dan mendidik pejuang-pejuang baru. Kisah panjang rasa haru melepas anak-anak dan suami ke pemakaman sebagai syuhada. Menulis tentang palestina bagi saya adalah menuliskan luka kemanusiaan namun membuncahkan semangat perjuangan.